Cerita Dibalik Foto Biksu Yang Membantu Seorang Pria Berwudlu
Monday, February 11, 2019
Edit
doc : Ivan Mardiansyah |
Berbagai reaksi positif pun bermunculan di kolom reply sang pengunggah foto. Kebanyakan berpendapat bahwa masyarakat di daerah terpencil di Indonesia justru banyak yang masih bersikap toleran antar pemeluk agama,berbeda dengan perilaku intoleran yang belakangan jadi pembahasan yang cukup mengkhawatirkan dipelbagai kota di Indonesia.
Asal Usul Foto Biksu Membantu Pria Muslim Berwudlu
Setelah ditelusuri diberbagai kanal berita,seperti viva.co.id dan BBC News Indonesia,foto itu ternyata hasil dari jepretan kamera seorang fotografer Koran Lombok Pos bernama Ivan Mardiansyah. Dan foto itu sebenarnya merupakan karya lamanya,tepatnya diambil pada Mei 2018.
Kepada BBC News Indonesia Ivan berkata bahwa ia mengabadikan momen biksu berjubah orange yang sedang membantu seorang pria muslim berwudlu itu dengan tergesa-gesa sampai tidak sempat mensetting kameranya,karena takut kehilangan momen.
Kejadiannya berlangsung di desa Bentet,Lombok Utara. Dia memang sengaja ke desa tersebut untuk meliput dan menunjukkan kehidupan masyarakat Bentek yang menjaga toleransi antar 3 pemeluk agama,yakni Islam,Hindu dan Budha. Pada sekitar Mei 2018 memang sedang ramai dengan tragedi pengeboman di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Hari itu merupakan hari Jum'at dimana umat muslim diwajibkan untuk sholat Jum'at di Masjid. Dan panggilan adzan sudah berkumandang. Pria muslim itu mengambil wudhu di sumur belakang sebuah wihara. Karena sedang terburu-buru jadi sang biksu membantunya berwudhu.
Ivan mengatakan meski hasil jepretan kameranya tak memuaskan karena cahaya yang over,ia tetap mempublikasikan fotonya untuk menunjukkan makna toleransi yang ada di Indonesia.
Meski dia senang fotonya viral dan maksud menunjukkan toleransi antar umat agama di Indonesianya tercapai,Ivan juga agak kecewa dengan komentar bernada politis.
Lebih lanjut Ivan mengatakan dengan foto tersebut ia ingin membersihkan nama agama Islam dan Budha,agar orang tidak menghakimi orang lain atas kejahatan orang lainnya hanya karena sama keyakinannya.
Dilansir dari:
viva.co.id dan BBC News Indonesia