Cerita Sejarah Sedih Dan Asal Usul Nama Pantai Ngobaran di Gunungkidul,Jogjakarta

Doc: Tribun Jogja/Devi Ariyani

Gunungkidul merupakan sebuah kabupaten di wilayah Jogjakarta. Kawasan ini dulunya hanya terkenal dengan bencana kekeringan dan tanah tandusnya. Tapi sekarang disamping Bapak Campur sari Pak Manthous,Gunungkidul juga terkenal dengan wisata alamnya yang banyak dan indah-indah.

Gunung,hutan,sungai dan pantai di Gunungkidul berubah jadi magnet wisata bagi wisatawan lokal maupun manca. Sebut saja hutan Pinus Pengger dan Puncak Becici yang pernah dikunjungi Mantan presiden Amerika Serikat Obama.

Gunung Api Purba yang selalu dikunjungi tim-tim acara wisata petualang televisi. Jangan lupa Goa Pindul yang merupakan wisata di bantaran kali oya yang melintasi Goa yang selalu penuh antrian pengunjungnya. Namun yang paling terkenal di Gunungkidul tentu saja wisata pantainya.

Banyak sekali wisata Pantai yang masih asri  dan indah yang bisa dinikmati di Gunungkidul. Pantai Nglambor,Pantai Krakal,Pantai Indrayanti,Pantai Wedi Ombo dan lain-lain. Namun dari sekian banyak wisata pantai yang ada di Gunungkidul,ada sebuah pantai unik bernama Pantai Ngobaran.

Pantai Ngobaran merupakan pantai yang berada d idekat Pantai Ngrenehan dan Pantai Nguyahan. Yang unik dari pantai ini adalah keberadaan sebuah bangunan Pura yang sudah lama berdiri.
Pemandangan tempat ibadah umat Hindu ini menambah indah panorama di pantai Ngobaran.

Gunungkidul meski mayoritas beragama muslim,tapi agama lain yang banyak dipeluk adalah agama Hindu. Hal ini berkaitan dengan sejarah kenapa ada Pura di pantai tersebut. Namun tak sesederhana itu,Pura itu juga merupakan penanda sejarah yang berkaitan dengan kerajaan Majapahit.

Cerita Sedih Dan Asal Usul Nama Pantai Ngobaran

Di Era hampir jatuhnya kerajaan terbesar Majapahit dan tumbuhnya kerajaan Islam,Prabu Brawijaya V melarikan diri bersama kedua istrinya,yakni Bondang Surati dan Dewi Lowati. Mereka melarikan diri karena enggan diislamkan oleh putranya yang juga raja Demak Raden Fatah.

Pelarian itu membawa mereka bertiga tersudut di Pantai Ngobaran. Sebelum bunuh diri dengan membakar diri dan terjun ke laut,Prabu Brawijaya V bertanya kepada kedua istrinya seberapa besar cinta mereka terhadap dirinya.

Istri pertama Bondang Surati,menjawab bahwa cintanya seperti kuku item di ujung jari,yang jika dipotong akan tumbuh lagi. Sedangkan istri kedua Dewi Lowati berkata cintanya sebesar gunung.

Mendengar jawaban tersebut Prabu Brawijaya V menarik tangan Dewi Lowati dan membakar diri bersama dan terjun ke laut. Itulah mengapa Pantai ini di sebut Pantai Ngobaran. Asal kata dari "Kobaran",merujuk pada api yang membakar Prabu Brawijaya V dan istrinya Dewi Lowati.

Ketiak memasuki Pantai Ngobaran dan melihat perpaduan Pura,Masjid dan Patung-patung kejawen yang berderet,jiwa kebhinekaan kita pasti tumbuh. Sejuknya Indonesia bisa terwakili dari pantai ini jika semua umat beragama selalu rukun.

Pantai Ngobaran juga membuat kita merasa seperti sedang di Uluwatu Bali. Di tempat ini juga terdapat banyak sesaji yang menandakan kita harus berhati-hati dan menghormati tempat ini. Pantai Ngobaran juga merupakan salah satu tempat bagi umat Hindu untuk mengadakan upacara Melasti.






Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel